Senin, 29 Juli 2013

Cerita Di Balik Tahun Gajah (Surat Al Fiil)



KISAH PASUKAN PENUNGGANG GAJAH

Kisah ini diterangkan dalam Surat Al-Fiil, terjadi pada bulan Muharrom, lima puluh atau lima puluh lima hari sebelum kelahiran Nabi Muhammad Sholallohu ’Alaihi wa Sallam, atau tepatnya pada akhir bulan Februari atau awal bulan Maret 571 masehi. Peristiwa ini merupakan prolog yang dibukakan Alloh untuk nabi Muhammad Sholallohu ’Alaihi wa Sallam.
Dikisahkan bahwa Abrahah Ash-Shabbah Al-Habsy, gubernur yang berkuasa di Yaman dari Najasy membangun sebuah gereja yang sangat besar di Shan’ a (Yaman) yang disebut ka’bah Yaman. Karena dia melihat bangsa Arab yang melaksanakan haji di Ka’bah. Dengan adnya gereja yang sangat besar itu, dia menginginkan untuk mengalihkan pusat kegiatan haji kesana dan menghancurkan Baitulloh di Mekkah. Seseorang dari Bani Kinanah(salah satu suku Arab) mendengar niat Abrahah ini,maka saat tengah malam,secara diam-diam dia melumuri pusat kiblatnya dengan kotoran.
Tentu saja hal ini membuat Abrahah amat murka.
Raja yang menyerang Ka’bah
Abrahah bertekad untuk memindahkan haji bangsa Arab ke gereja tersebut sebagaimana mereka selama ini berhaji ke Ka’bah di makkah. Kaum Quraisy benar-benar murka karenanya, sehingga sebagian dari mereka ada yang mendatangi gereja itu dan memasukinya pada malam hari kemudian menghancurkan isi di dalamnya. Tentu saja ini membuat Abrahah berang. Abrahah pun bersumpah akan pergi ke baitullah di Makkah dan menghancurkannya berkeping-keping.
Dengan membawa pasukan yang jumlahnya mencapai 60 ribu prajurit, dia menuju Ka’bah untuk menghancurkannya. Untuk kendaraannya dia memilih seekor gajah yang paling besar, belum ada seekor gajah pun sebelumnya yang terlihat seperti itu. Nama gajah itu adalah Mahmud. Ada juga pendapat yang menyebutkan, bersama Abrahah terdapat delapan gajah. Ada juga yang menyatakan dua belas gajah. Wallahu a’lam.
Maka setelah merasa gajahnya telah siap dan pasukannya telah siaga, Abrahah dan pasukannya pun menuju Makkah. Tetapi tiba-tiba, gajah yang begitu dibanggakan oleh Abrahah duduk berderum dan tak mau bangkit. Pasukan Abrahah memukul-mukul gajah agar verdiri, mereka bahkan memukul kepala gajah itu dengan kapak, tetapi gajah itu enggan berdiri. Kemudian mereka memasukkan tongkat mereka yang berujung lengkung ke belalainya, lalu menariknya supaya ia mau berdiri, tetapi gajah itu tetap menolak. Saat mereka mengarahkannya kembali ke Yaman, maka gajah itu berdiri dan berjalan cepat. Saat mereka mengarahkannya ke Syam, maka ia melakukan hal yang sama. Lalu mereka mengarahkannya ke timur, maka ia melakukan hal yang sama, yakni berjalan cepat. Kemudian mereka mengarahkannya ke Makkah, maka gajah itu pun kembali duduk menderum.
Lalu, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengirimkan kepada mereka burung dari lautan yang mirip dengan burung alap-alap. Pada masing-masing burung membawa tiga batu: satu batu di paruhnya dan dua batu lainnya di kedua kakinya, batu sebesar biji kedelai dan biji adas, yang tidak seorang pun dari mereka yang terkena batu tersebut melainkan akan binasa. Enam puluh ribu prajurit tidak kembali ke negerinya, bahkan prajurit yang kembali dalam keadaan sakit yang akhirnya mati.
Tentang Abrahah sendiri,Alloh mengirimkan penyakit kepadanya, sehingga sendi-sendi tulangnya terlepas dengan sendirinya. Setibanya di Shan’a dia menjadi seperti anak burung. Dadanya terbelah hingga menampakkan jantungnya, lalu diapun mati.
Sedangkan saat itu orang-orang Quraisy berpencar-pencar mengungsi keatas gunung, karena takut terhadap invasi pasukan Abrahah. Setelah pasukan Abrahah mengalami kejadian ini, merekapun kembali lagi kerumah dalam keadaan selamat dan aman.
Kabar tentang peristiwa ini cepat tersebar kewilayah –wilayah yang suda maju dizaman itu. Habasyah saat itu mempunyai hubungan yang kuat dengan bangsa Romawi. Sementara bangsa Persia juga masih memiliki akar yang kuat, mereka selalu mengintai apapun yang dilakukan bangsa Romawi dan sekutu-sekutunya. Dua pemerintahan ini (persi dan Romawi) merupakan dua kekuatan yang maju dan beradab didunia saat itu. Maka peristiwa ini langsung mengalihkan perhatian dunia dan sekaligus menunjukkan kemuliaan Baitulloh, yang telah Alloh pilih untuk sebuah pensucian dan pertanda akan munculnya manusia mulia sebagai nabi penutup bagi seluruh umat manusia, yaitu nabi Muhammad Sholallohu ’Alaihi wa Sallam.
Selengkapnya...

Minggu, 28 Juli 2013

Arti Dan Sinonim Tentang Hari Kiamat



Didalam Al-Qur’an, hari kiamat kadang-kadang disebut dengan bermacam-macam nama, antara lain:
a.       Yaumul Qiyamah; hari kebangkitan manusia dari alam barzah ke alam akhirat
b.      Yaumul Ak`hir; hari penghabisan, arena sesudah hari biasa ini, sudah akan berubah dengan hari yang luar biasa, sebab tidak akan berakhir lagi dan abadi.
c.       Yaumuddin; hari agama, merupakan hari pengadilan keagamaan, semua makhluk akan mengetahui dengan yakin sesuatu yang telah disebutkan dalam agama yang benar (Islam) apakah kebenaran itu terjadi nyata atau tidak.
d.      Yaumul Fasal; hari keputusan.
e.      Yaumul Hisab; hari perhitungan.
f.        Yaumul Fathi; hari keputusan; hari kemenangan yang tidak ad berguna lagi bagi orang-orang kafir iman mereka.
g.       Yaumut Talaqi; hari pertemuan.
h.      Yaumul Jam’i; hari berkumpul yang tidak dapat diragukan lagi. 
-           Yaumul Taghobun; hari kerugian, karena di hari itu semua makhluk merasa rugi, mereka yang beramal baik merasa beum puas, belum banyak menaruh budi baiknya, apalagi mereka yang maksiat akan lebih menyesal.
j.        Yaumul Ba’si wannusyur; hari kebangkitan manusia yang telah mati dari alam kubur. Mereka akan dikumpulkan di lapangan mahsyar, untuk memberikanpertanggung jawabnya kepada Allah SWT.
Selengkapnya...